Diantara Kalian

Sunday, May 27, 2012

Zi’ itulah nama panggilan untukku oleh teman-temanku, nama asliku sebenernya Dzie Firmansyah. Sekarang aku menempuh pendidikan di salah satu SMA swasta di Jakarta. “hey Zi, kamu udah ngerjain PR?”, ujar teman baikku bila ada PR. Lala namanya, dia teman baikku sejak masih duduk di kelas satu SMA. “udah laahh.., emangnya kamu, belom terus”, balasku. “mana sini liat dong Zi.., gue beloman neeh, mana fisika lagi.., gue kan rada-rada sama ini pelajaran”,ujarnya. Yaa begitulah si Lala, sekalinya rajin, rajin bener. Sekalinya nggak ya beginilah dia. Saat istirahat aku dan Lala lebih sering di kelas sambil ngobrol dibanding pergi kekantin untuk beli sekedar makanan ringan. “La, lo tau nggak ini nomer siapa”, sapaku sambil menyodorkan hpku. “coba sini gue liat dulu.., emm gue nggak tau Zi, emangnya kenapa? ”,balasnya. “nggak kenapa-kenapa sih, Cuma semalem itu dia misedcall gue terus, eh pas gue telpon balik malah nggak diangkat, mana dia sms puisi-puisi gitu lagi, gue kan jadi penasaran”,ujarku. “puisi apaan? Cinta yak? Hayooo…”,balasnya dengan nada meledek. “eett.., mau tauuu aja.. hahaha”,ceplosku.  

Kkkrriiiinngg…!!, bel pulang sekolahpun berbunyi. Seperti biasanya, aku dan lala tidak langsung pulang, karena kami tau kalo parkiran pasti penuh, banyak anak yang keluar. Jadi kami bedua sering ngobrol di kantin sekolah sambil menunggu parkiran sepi. “La, gue pinjem hp lo dong, mau mainan nih, bête gue..”, ujarku. Padahal aku nggak mainan, aku masih penasaran dengan unknown number yang bikin aku penasaran. Dengan aku masukkan nomer itu dan mencoba menghubunginya, dan ternyata nomer itu ada di kontak lala. “Naaahh.., ini ada nomer yang gue tanyain ke lo tadi, kok lo bilang nggak ada sih La”, ujarku dengan agak senang karena sudah ketemu nomer misterius itu. “Oohh, itu yaa? Maaf deh Zi, gue cuma jalanin amanat temen baik gue aja kok, sory yee..”, balasnya. 

Namanya Risa, dia adalah teman deketnya Lala, yaa bisa dibilang sudah seperti saudara, karena dari dari sekolah dasar mereka selalu bersama sampe sekarang ini. Aku dan Risa emang nggak terlalu deket, tapi hari ini aku coba untuk mencoba memulai percakapan. “Ris, Risa..”, teriakku saat ketemu dia di lorong sekolah. “ada apa Zi? Tumben?”, jawabnya. “ng..nggak, Cuma mau bareng lo aja, nggak apa-apa kan? Hehe”, balasku dengan agak bercanda. “eh Zi, duluan yaa, gue udah ditunggu Andi di parkiran”, ujarnya sambil agak terburu-buru. 

Namanya Andi, orang yang bisa dibilang tenar di sekolah, beda sama aku yang banyak orang bilang kalo aku ini cupu, kuper atau apalah sebutan mereka buat aku. Andi dan Risa, mereka sudah berpacaran sejak kami kelas satu SMA. Walaupun mereka sering putus-nyambung. 

Sesampainya dirumah, aku langsung sms Lala untuk menanyakan tentang Risa. “La, gue nanya dong?”. Taklama kemudian Lala bales, ”nanya aja, emang mau nanya apaan?”. “gini La, langsung to the point aja yak.., Risa suka sama gue yak?, soalnya waktu kita kelas satu dulu, setiap gue lewat kelasnya, pasti gue disorakin Kalo Risa suka sama gue, dan waktu pas dikantin Risa tuh curi-curi pandang terus ke gue, apa jangan-jangan guenya yang ke GR-an ya?”,balasku dengan banyak pertanyaan. Taklama kemudian Lala membalas lagi, “Gini Zi, karna lo temen baik gue dari kelas satu, gue kasih tau, tapi lo jangan bilang siapa-siapa, termasuk sama Risa. Iya emang dari kita kelas satu dulu, Risa tuh suka sama lo, dia cerita kalo lo itu beda sama cowo-cowo laen. Emangya lo nggak tau?”. “ya nggak lah La, gue kira anak-anak tu cuma bercanda doang, yaudah makasi ya sahabatku yang baik hati dan tidak sombong.. hehe”, balasku dengan agak sedikit candaan. 

Dua bulan kemudian aku dengar dari Lala kalau Risa dengan Andi sedang marahan, entah apa yang membuat mereka berdua bertengkar. Sampai pada saat pulang sekolah, aku melihat Andi dan Risa sedang adu mulut, dan Andi pun meninggalkan Risa begitu saja sehingga Risa pun menangis. Aku coba untuk menghampiri Risa, berharap aku bisa menghiburnya. “Ris, lo kenapa?, kok sedih gitu? Gue anterin pulang yaa..”, ujarku dengan nada agak pelan. “Nggak..nggak apa-apa kok Zi, beneran Zi?, nggak ngerepotin lo nih?”, balasnya. “nggak..tenang aja, yaudah ayo naik”. 

Selama satu minggu lebih Andi dan Risa tidak saling bicara. Dan selama itu juga aku mengantarkan Risa pulang dan kita saling dekat. Sesampainya dirumah Risa, “Zi, makasi banyak yaa.., udah nganterin aku pulang terus”, ujarnya sambil turun dari motorku. “nggak apa-apa, tenang aja..”, jawabku. “Oiya Zi, sebagai tanda terima kasih aku, gimana kalo nanti malem aku traktir makan sekalian aku mau ngomong sesuatu ke lo..”, ajaknya. “emm, beneran nih? Yudah, nanti aku kerumah kamu sekitar jam 7 an aja ya, oke gue balik dulu yaa”, balasku. 

Malam harinya aku datang kerumah Risa tanpa aku memberitahu Lala terlebih dahulu. “Permisi..permisi..” sapaku beberapa kali di depan rumah Risa. Tak lama kemudian Risa pun keluar dan mengajakku makan di luar. Selama makan malam tersebut Risa cerita banyak tentang dirinya, dan begitupun sebaliknya hingga kita lupa dengan waktu yang semakin malam. Akhirnya aku mengantar Risa pulang. Sesampainya dirumah Risa, “Ris, katanya ada yang mau diomongin? Emang penting banget ya?, tanyaku. “emm sebenernya aku udah mau bilang ini ke lo sejak dulu”, jawabnya. “bilang apaan?”, Tanyaku. “emm.., gini Zi, emm.., gue..gue suka sama lo”, jawabnya dengan agak malu. Aku kaget saat dia bilang gitu, nggak percaya dia bilang kayak gitu. “Sa, lo bercanda ya?”, ujarku. “nggak, aku serius bilang gini.”,jawabnya. “emm.., gini ya Sa, sebenernya gue juga suka sama lo. Tapi, gue ngak bisa, karna lo itu punya pacar Saa.. dan gue tau, lo sebenernya masih sayang sama dia dan begitupun sebaliknya. Dan gue nggak mau ngorbanin perasaan orang demi perasaan gue sendiri.. jadi, maaf ya Saa.. aku nggak bisa.., gue mohon lo bisa ngerti..”,jawabku dengan nada lembut. 

Keesokan harinya saat disekolah aku mencoba bicara dengan Andi, aku memberitahu tentang perasaan Risa kepadanya. Aku mencoba meyakini Andi agar mau baikan dengan Risa. Karena aku tau diantara keduanya masih ada hati kecil yang saling sayang anatara dua insan manusia yang tidak dapat dibohongi. Dan ketika mereka membaik aku berjanji akan mencoba menjaga jarak antara aku dengan Risa agar tidak timbul perasaan yang salah. Dan hubungan aku dengan Risa cukup hanya sebatas teman sekolah.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Post a Comment